1. Riska Oktaviani
2. Nadia Nurafiah
3. Nurul
Amaliah H
4. Lorna
5. Nuransil
6. Ika
desianti
7. Asna
8. Muh
Binsar Hasyim
9. Ibrahim A.I
10. Alfian
11. Riski Aulia
12. A.Ardianti Sulastri
13. Mimi
Kelas : Geofisika B
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKHNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga kai masih diberi
kesehatan untuk dapat menyusun laporan mengenai “PEMBUATAN
LAPORAN KNJUNGAN BMKG” ini yang insya Allah dapat bermanfaat. Tak
lupa pula kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Nabi Muhammad S.A.W
karena berkat beliaulah, sehingga umat manusia dapat terlepass dari zaman
kejahilian menuju zaman modern seperti saat sekarang ini.
Ucapan terima kasih yang
setinggi-tingginya kami sampaikan kepada kedua orang tua yang telah mendidik
dan merawat praktikan sampai sekarang ini, serta kepada saudara praktikan yang
selalu memberi motivasi dan insya Allah kelak akan menjadi manusia yang berguna
bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.
Terima kasih banyak kami ucapkan
pula kepada para dosen pembimbing untuk membuat karya tulis dengan baik dan
sesuai dengan ketentuan. Rasa terima kasih juga praktikan ucapkan atas
kerjasama para senior-senior, teman-teman, sahabat dan kerabat yang senantiasa
mendukung dan memotivasi untuk menghasilkan suatu laporan yang baik dan dapat
menjadi suatu hal yang berguna bagi orang yang membaca dan memahaminya.
Kami menyadari bahwa dalam laporan
ini masih terdapat banyak keslahan. Oleh karena itu, praktikan sangat
membutuhkan kritik dan saran untuk kedepannya. Agar laporan yang dibuat dapat
lebih baik lagi. Semoga laporan yang telah kami susun dapat memberikan manfaat
bagi orang yang membacanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Makassar, Samata_Gowa, 26 Juni 2016
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masaalah
I.3 Tujuan
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Sejarah
BMKG di Indonesia
B.
Pengertian
BMKG
C.
Tugas
dan Fungsi BMKG
D.
Struktur
BMKG
BAB III. METODE KUNJUNGAN
III.1 Waktu dan Tempat
III.2 Alat
BAB IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang kegiatannya mengadakan penelitian,
pelayanan meteorologi dan geofisika,seperti penelitian dan pelayanan dibidang
iklim,cuaca,gempa bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan
cuaca.BMKG mempunyau status sebuah lembaga pemerintahan Non Departemen (LPND)
dipimpin oleh seorang kepala badan. BMKG mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dari berbagai kegiatan
peninjauan oleh BMKG ada baiknya pula kita sebagai mahasiswa mengetahui dan
melihat bagiamana BMKG itu sendiri. Inilah yang melatar belakkangi kami untuk
melakukan kunjungan di BMKG Wil. 4 Makassar. Pada tanggal Kamis 9 Juni 2016.
I.2 Rumusan
Masalah
1.
Pengertian BMKG
2. Fungsi
BMKG
3. Kegiatan
yang di lakukan di BMKG
I.3 Tujuan
1.
Mengetahui pengertian BMKG
2. Fungsi
BMKG
3. Mengetahui alat yang terdapat pada Balai yang di gunakan dan di
perkenalkan oleh BMKG
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah BMKG
sejarah
pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841
diawalai dengan pengamatan yang dilakukan secara peroroangan oleh Dr. Onnen,
Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai
dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada
tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia
Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en
Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi
dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan
sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet
bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor.
Pengamatan
gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal
seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn pemasangan komponen vertikal
dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan
meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai
digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara
tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti
menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun
1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro
Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia
khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.
Di Jakarta
dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum
dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil
alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en
Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika
yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi
tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan
kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche
Dienst diubah menjadi jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen
Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya,
pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi
Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala
Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia
with WMO. Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan
pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika
di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun
1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya
tetap di bawah Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat
Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan
Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan,
dan pada tahun 1980 statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon
I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen
Perhubungan. Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46
dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
B. Pengertian
BMKG
BMKG (Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang kegiatannya
mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan geofisika,seperti penelitian
dan pelayanan dibidang iklim,cuaca,gempa bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif
dan perakiraan cuaca.BMKG mempunyau status sebuah lembaga pemerintahan Non
Departemen (LPND) dipimpin oleh seorang kepala badan.
Adapun yang termasuk unsur-unsur iklim dan cuaca yang diamati oleh pihak
BMKG :
a.
Suhu udara
b.
Curah hujan
c.
Tekanan Udara
d.
Kelengasan Udara
e.
Laju serta arah angin
f.
Perawanan dan penyinaran matahari
II.3 Tugas dan Fungsi BMKG
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
- Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian
observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
- Pelayanan data dan informasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak
terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
- Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada
instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana
karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian
instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi dan kerja sama instrumentasi,
kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
- Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan
manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
- Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas
administrasi di lingkungan BMKG;
- Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
menjadi tanggung jawab BMKG;
- Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
BMKG;
- Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
BMKG
dipimpin oleh seorang Kepala berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. BMKG memiliki 4 deputi sebagai berikut:
- Deputi Bidang Meteorologi
- Deputi Bidang Klimatologi
- Deputi Bidang Geofisika
- Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa
dan Jaringan Komunikasi
- Balai Besar Wilayah I Medan
- Balai Besar Wilayah II Ciputat
- Balai Besar Wilayah III Denpasar
- Balai Besar Wilayah IV Makassar
- Balai Besar Wilayah V Jayapura
(Struktur
Organisasi BMKG)
BAB
III
METODE
KUNJUNGAN
III.1 Waktu dan Tempat
Hari,tanggal
: Kamis, 9 Juni 2016
Pukul : 09.00 – 12.20 WITA
Tempat : Balai Besar Wil.IV BMKG Makassa
III.2 Alat
Pada saat melakukan
kunjungan di BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofsisika) balai IV
Makassar, Ada beberapa Kegiatan yang di lakukan di antaranya Survey Alat :
1. Proses
Pemantauan Hilal atau Awal bulan dengan menggunakan Teleskop Vixen.
a.
Tabung teleskop
Sistem optik pada teleskop ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
-.
Tabung optik utama (VMC 200L)
Merupakan tempat terletaknya cermin utama dengan diameter 8 inci. Walaupun
ada penutup tabung tetapi karena tidak ada kaca pelindung di bagian atas tabung
maka cermin dapat terkontaminasi hal apa pun dengan sangat mudah, oleh karena
itu tabung optik harus diperlakukan secara hati-hati. Sebagai pengaman ada
penutup tabung teleskop. Pada bagian belakang tabung terdapat visual back untuk
memasang flip mirror atau diagonal. Flip mirror dapat digunakan untuk dua
situasi yaitu straight-thru viewing dimana eyepiece dipasang lurus terhadap
tabung dan right-angled viewing dimana eyepiece dipasang dengan sudut 90
- Finderscope
Finderscope adalah
teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama. Finderscope terpasang pada
tabung melalui attachment finder. Posisi finderscope dapat diubah-ubah
bergantung keperluan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendurkan dan mengencangkan
kembali sekrup pengunci finderscope. Biasanya pengubahan posisi finderscope hanya
dilakukan ketika perlu melakukan alignment antara finderscope dan tabung utama.
- Eyepiece
Eyepiece
berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem teleskop ini. Eyepiece dipasang pada ujung
tabung melalui flip mirror atau diagonal. Agar posisi eyepiece aman terdapat sekrup
pengunci eyepiece pada flip mirror dan diagonal. Kita harus memastikan bahwa
pengunci eyepiece telah dipasang dengan kencang sebelum menggunakan teleskop.
Hal ini perlu dilakukan agar eyepiece tidak jatuh selama pemakaian. Ada lima
jenis eyepiece yang dapat digunakan dengan teleskop Vixen ini. Jenis eyepiece
yang tersedia
diberikan secara rinci pada sub-bagian peralatan lain
b.
Mounting
Mounting Sphinx merupakan sistem penggerak utama pada teleskop ini. Tabung
utama dipasang pada bagian atas mounting dengan bantuan dua buah sekrup
pengunci tabung, yaitu sekrup pengunci utama dan sekrup pengaman. Secara rinci
bagian-bagian yang ada pada mounting adalah sebagai berikut:
-
Klem dan kenop pengatur lintang/altitude
Mounting biasanya telah diatur dengan sudut
~6 yang sesuai dengan koordinat lintang setempat (Bandung). Jika perlu
mengubah sudut lintang maka klem pengatur harus dikendurkan terlebih dahulu,
kemudian ketinggian lintang dapat diatur dengan memutar kenop pengatur. Klem
pengatur harus dikencangkan kembali setelah pengubahan selesai dilakukan.
-
Tutup sumbu polar (polar cap)
Bagian ini merupakan tempat polar scope yang berfungsi
untuk melihat arah utara-selatan.
-
Skala ketinggian lintang
Menunjukkan posisi lintang pengamat
- Klem
deklinasi dan sudut jam
Kedua klem ini digunakan ketika mengubah posisi
teleskop pada arah deklinasi dan RA.
- Pemberat arah sudut jam (counterweight HA)
Berguna sebagai penyeimbang pada arah sudut jam,
terpasang pada batang pemberat (counterweight bar). Untuk teleskop Vixen ini
digunakan dua buah pemberat dan masing-masing memiliki kenop pengunci. Agar pemberat
aman terpasang ada sekrup pengaman pemberat di ujung batang pemberat. Untuk
keamanan saat pemakaian teleskop mohon diingat untuk memastikan kenop dan
sekrup telah terkunci dengan baik.
- Port
koneksi
Di bagian port koneksi terdapat port koneksi AC, port
koneksi Star Book dan saklar power untuk menyalakan teleskop
- Klem
pengunci sambungan mounting dengan half-pillar.
c.
Half-pillar
Fungsi half-pillar adalah untuk menaikkan posisi
mounting agar instrumen yang terpasang pada tabung teleskop dan tiang pemberat
tidak terbentur tripod ketika teleskop digunakan. Alat ini dipasang antara
tripod dan mounting. Pada bagian dalam atas half-pillar terdapat pengunci utama
untuk menjaga sambungan dengan mounting agar tidak bergeser. Selain itu pada
bagian atas half-pillar terdapat silinder kuningan yang berguna sebagai tempat
pengunci dari klem pengunci half-pillar pada mounting.
d.
Tripod
Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem
teleskop, oleh sebab itu harus dipastikan agar tripod ini berdiri kokoh sebelum
memasang bagian yang lain di atas tripod. Tripod terhubung dengan half-pillar
melalui dua buah klem pengunci, yaitu yang ada pada bagian bawah half-pillar
dan pengunci pada bagian bawah tripod.
e. Star Book
Teleskop dapat digerakkan secara otomatis melalui Star
Book jika power-nya telah dinyalakan. Star book terhubung ke teleskop melalui
kabel yang dipasang ke port koneksi. Penggunaan Star book dapat dilihat pada
bagian pengoperasian teleskop.
f. Peralatan lain
Perlengkapan teleskop Vixen berupa adapter AC beserta
kabel untuk menghubungkan teleskop dengan sumber AC. Selain itu ada satu
buah koper perlengkapan yang berisi eyepiece dengan berbagai panjang fokus,
diagonal, kotak baterai dan obeng serta kunci heksa. Eyepiece yang tersedia
untuk teleskop ini adalah eyepiece dengan diameter lensa 5 mm, 9 mm, 15 mm, 20
mm, 25 mm dan 40 mm.
2. Alat
feedback short period seismometer.
Alat seismometer
merupakan alat tau sensor getaran, yang biasanya di pergunakan untuk mendeteksi
gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil dari getaran ini di sebut
seismograf.
Prinsip kerja
Seismometer
Untuk menggunakan alat
seimometer di butuhkan beberap komponen di antaranya :
a. Seismograf
Alat sesimograf pada
gambar masih merupakan bagian seismometer yang bersifat analog. Alat ini di
guanakan dengan menghasilkan sinyal yang akan di tampilkan pada software
pengolah sinyal menjadi tampilan dalam bentuk gelombang.Penggunaan alat
initidak boleh di tempatkan di sembarang tempat penempatannya di tempat yang
sedikit datar, kemudian mengarahkan arah besi yang terpasang dalam badan
seismometer ke arah barat. Proses penempatan alat pada bidang tanah harus
memperhatikan bundaran di bagian samping pada alat.
Seperti pada gambar
berikut.
Mengarahkan bulatan tepat di bagian
tengah dengan memutar kaki kaki alat. Bulatan tersebut harus tepat berada di
bagian tengah yang menanadakan bahwa bidangnya sudah datar terhadap alat
seismometer.
Dalam
penggunaannya, alat ini di rangkaian dengan beberapa alat lainnya yaitu :
a.
Digital Periode Seismograph.
Alat
ini di guanakan untuk mengubah data yang masih dalam bentuk analog ke dalam
bentuk di gital.
b. Kabel
Penghubung
Kabel
ini di gunakan untuk menghubungkan seismometer sengan laptop. Carapemasangan
kabel ini hampir sama dengan pemasangan kabal pada umumnya, pemasangan kabel
ini di tentukan dengan kesamaan jumlah kaki antara cup pada alat dengan
kabel.
Kabel
ini di gunakan untuk menghubungkan alat digital periode seismograph dengan
seismometer.
Contoh
pemasangan kabel antara seismometer dengan digital seismograph.
c.
Laptop
Laptop
yang telah di lengkapi aplikasi pembacaan sinyal dari seismometer. Laptop di
sini akan menampilkan sinyal dalam bentuk gelombang. Gelombang akan berubah
ketika ada getaran atau gempa bumi. Aplikasi yang di gunakan mengguanakan dua
folder yaitu trace dan event. Trace merupakan deteksi apabila tidak terjadi
gempa yang tampilan sinyalnya hanya berupa sinyal biasa sedangkan event
menrupakan deteksi apabila terdapat gempa dan alarm berbunyi yang di sebut
dengan event gempa. Untuk makroseismik data yang di peroleh merupakan data dari
event atau peluruhan gempa sedangkan mikroseismik yang di ambil adalah
sinyalnya. Setelah sinyal di peroleh akan di simpa dan diolah di Miniset
kemudian opsi dan akan muncul besar periode dan frekuensinya. Mono ST untuk
menampilkan sinyal, akusisi dan Data pro
untuk pengolahan sinyalnya.
3. Monitoring
Terdapat beberapa komputer atau
layar besar yang menmpilkan setiap bagian wilayah indonesia ataupun dunia.
Komputer dan layar besar tersebut merupakan monitoring atau evaluasi setiap
daerah.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu lembaga
yang kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan
geofisika,seperti penelitian dan pelayanan dibidang iklim,cuaca,gempa
bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan cuaca.BMKG memiliki 5 Balai Besar:
- Balai Besar Wilayah I Medan
- Balai Besar Wilayah II Ciputat
- Balai Besar Wilayah III Denpasar
- Balai Besar Wilayah IV Makassar
- Balai Besar Wilayah V Jayapura
-
Alat pendeteksi getaran dan analsis gempa bumi yaitu
Seismometer
-
Alat pemantauan Hilan yaitu teleskop dengan ketentuan
dan metode tertentu.
-
Monitoring dalam kantor BMKG berfungsi untuk memantau
wilayah keseluruhan indonesia dan terkhusus wilayah bagian yang meliputi balai
besar BMKG sendiri. Pemantauan gempa, cuaca dan iklim serta parameter laiinya.
B. Saran
Dalam
melakukan kunjungan harus memperhatikan secara mendetai tentang penjelasan para
pembimbing sendiri. Serta mencacat segala sesuatunya yang di anggap penting.
LAMPIRAN
Kegiatan yang di Lakukan saat di BMKG