2. Prospeksi
(Prospecting)
Tahapan eksplorasi ini
dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran mineral dengan cara mempersempit
daerah yang mengandung sebaran endapan mineral yang potensial, luas daerahnya
biasanya sampai beberapa ratus km2. Metoda yang digunakan adalah
pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, penyelidikan geokimia
dan geofisika. Pada tahapan ini pengamatan dan pengambilan conto geokimia
dilakukan lebih terpola. Conto yang diambil biasanya berupa endapan sungai
aktif dan batuan dimana setiap conto mewakili daerah seluas 1 – 10 km2.
Penyelidikan geofisika mulai dilakukan pada tahapan ini, tujuannya untuk
mengetahui kondisi geologi/mineralisasi bawah permukaan baik menyangkut
keberadaan/posisi dan dimensi mineralisasi dengan metoda geofisika. Metoda ini
sebagai pendukung data geokimia dan pemetaan. Selain kedua metoda tersebut
dilakukan juga uji paritan, uji sumuran dan pemboran geologi. Dalam tahapan ini
estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpetasi geologi, geokimia dan
geofisika.
3. Eksplorasi Umum (General Exploration)
Tahapan eksplorasi ini
dimaksud untuk mendeliniasi suatu endapan atau untuk mengetahui gambaran awal
bentuk tiga dimensi endapan mineral. Luas daerah yang diselidiki biasanya
terbatas dalam beberapa puluh km2. Metoda yang digunakan dalam
tahapan ini adalah pemetaan geologi rinci pada skala 1 : 10.000 – 1 : 2.000,
pencontohan batuan/tanah pada jarak yang lebih rapat dengan menggunakan grid
dengan interval tertentu. Metoda pendukung lain adalah geofisika, pembuatan uji
paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari
suatu endapan mineral. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat
dilakukan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran geologi suatu
endapan berdasarkan sebarannya, perkiraan awal bentuk tiga dimensinya, ukuran,
sebarannya, kuantitas dan kualitasnya. Hasil analisis dan evaluasi dari tahapan
ini untuk menentukan apakah eksplorasi rinci dan studi kelayakan tambang
diperlukan.
4. Eksplorasi
Rinci (Detailed Exploration)
Tahapan ini dilakukan untuk
mendeliniasi secara rinci dalam bentuk 3-dimensi terhadap endapan mineral yang
telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan,sumuran, pemboran,
terowongan. Luas daerah yang diselidiki biasanya sangat terbatas dalam beberapa
km2 dengan titik pengamatan yang makin rapat. Dengan jarak
titik pencontohan/pengamatan yang semakin rapat, ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitas endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat
ketelitian yang tinggi.
Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan
biasanya berupa pemetaan geologi rinci dengan skala 1 : 2.000 – 1 : 500,
pembuatan parit uji/sumur uji, pemboran, terowongan dan mulai dilakukan uji
pengolahan.
Laporan eksplorasi adalah dokumentasi mutahir
dari setiap tahapan eksplorasi yang menggambarkan keberadaan endapan
mineral baik secara bentuk, ukuran, sebaran, kualitas dan kuantitas.
Laporan tersebut memberikan status mutahir sumberdaya mineral yang dapat
digunakan untuk menentukan tahapan-tahapan berikutnya yang akan dilakukan.
Dasar Klasifikasi :
Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan
didasarkan pada 2 kriteria yaitu :
a. Tingkat
Keyakinan Geologi
b. Pengkajian
Layak Tambang
a. Tingkat
Keyakinan Geologi
Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh 4
tahapan eksplorasi, yaitu :
Penyelidikan Umum :
- Survey
tinjau
- Prospeksi
Eksplorasi :
- Eksplorasi
Umum
- Eksplorasi
Rinci
Kegiatan dari survey tinjau ---------->
Eksplorasi Rinci meninjukan tingkat keyakinan yang semakin tinggi.
b. Pengkajian
Layak Tambang
- Pengkajian
layak tambang meliputi faktor-faktor : ekonomi, penambangan, metalurgi (untuk
bijih), pemasaran, lingkungan, sosial dan hukum/ perundang-undangan.
- Pengkajian layak tambang akan menetukan apakah sumber daya mineral akan
berubah menjadi cadangan atau tidak.
- Berdasarkan kajian ini bagian sumber daya mineral yang layak tambang
berubah status menjadi cadangan sedangkan yang belum layak tambang tetap
menjadi sumber daya mineral.
Setelah berbagai tingkat
kegiatan di atas dilaksanakan sehingga diketahui besaran cadangan, letak dan
geometrinya maka kegiatan berlanjut ke studi kelayakan (Feasibility Study),
konstruksi dan eksploitasi.
Salah
satu metoda yang digunakan dalam explorasi bawah permukaan adalah metode
geofisika. Pemanfaatan metode geofisika untuk explorasi bawah permukaan
dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara kuantitatif dan kualitatif kondisi
bawah permukaan sesuai dengan sifat fisika yang digunakan dalam metode terkait.
Berbagai sifat fisika yang dimiliki oleh material bawah permukaan dimanfaatkan
untuk mendapatkan anomali bawah permukaan sebagai target explorasi yang dilakukan.
Metode
geofisika banyak digunakan terutama untuk explorasi bawah permukaan baik dalam
geoteknik, explorasi mineral, pemetaan sumberdaya air, dan lain sebagainya.
Diantara metode geofisika yang banyak dimanfaatkan adalah, metoda resistivitas
(resistivity) / geolistrik, seismik, gaya berat (gravity),
magnetik, radar dan lain sebagainya.
Salah
satu metode geofisika yang banyak digunakan untuk explorasi bawah permukaan
adalah metoda resistivitas. Metoda ini memanfaatkan sifat kelistrikan material bawah
permukaan untuk mendapatkan anomali dan sebaran sifat kelistrikan bawah
permukaan. Metode ini efektif digunakan untuk pemetaan dangkal dan menengah.
Terdapat beberapa
metoda dalam pemanfaatan sifat kelistrikan bumi, antara lain:
- Resistivitas (Tahanan Jenis/Resistivity);
- Self Potensial (Potensial
Diri/SP);
- Induced Polarization (IP);
- Very Low Frequency (VLF);
- Magnetotelluric (MT);
- Arus Telluric (AT);
- Elektro-Magnetik (EM), dan
lain-lain.
Penyelidikan
resistivitas banyak digunakan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Regional
Geologi : struktur, stratigrafi, sedimentologi dan
lain-lain
- Hidrogeologi
: muka air tanah, aquifer,
intrusi air asin dan lain-lain
- Geologi
Teknik : struktur geologi, konstruksi,
porositas batuan, dll.
- Pertambangan
: penyebaran mineral deposit, potensi bahan galian.
- Arkeologi
: candi terpendam dan lain-lain.
- Geothermal
: kedalaman, penyebaran, low
resistivity dan lain-lain.
- Minyak &
Gas
: struktur,
oil-water contact, well logging geophysics.
Penyelidikan
resistivitas dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik,
dimana setiap batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang
berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan,
kandungan elektrolit, kepadatan batuan, jumlah mineral yang dikandungnya,
porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal di
atas, apabila arus listrik searah (Direct Current) dialirkan ke dalam
bumi melalui dua buah elektroda arus C1 dan C2, kemudian diukur beda potensial
yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus tersebut pada dua buah elektroda
potensial P1 dan P2, maka akan diperoleh harga tahanan jenis semu (ρa).
Dari injeksi arus (i)
yang dilakukan, didapatkan beda potensial (V) di titik lain, sehingga akan
didapatkan nilai resistivity (ρa) :
ρa = k V / I
dimana k adalah
faktor geometri yang bergantung kepada susunan elektroda yang digunakan.
Dari hasil pengukuran
didapatkan nilai R sebagai V/I, sehingga akan didapatkan :
ρa = k R
dimana nilai
resistivitas yang terukur adalah nilai resistivitas semu, untuk mendapatkan
nilai resistivitas sebenarnya dilakukan pengolahan dan perhitungan data inversi
secara manual maupun menggunakan software.
Aliran arus listrik di
dalam batuan/mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :
- Konduksi elektrolitik yang
terjadi jika batuan/mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus
listrik yang dialirkan dalam batuan oleh elektron-elektron bebas tersebut;
- Konduksi elektrolitik terjadi
jika batuan/mineral bersifat porous dan pori-porinya terisi oleh cairan
elektrolitik;
- Konduksi dielektrik terjadi
jika batuan/mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik
dimana pada kasus ini terjadi polarisasi saat batuan dialiri arus listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Pertambangan dan Geologi_ Tahapan Penyelidikan
dan Tingkat Klasifikasi
Sumberdaya Mineral.html
(Diakses 23 JUNI 2016)
Anonim.2009. Artikel
Pelajaran dan Pengetahuan Eksplorasi
Anonim.2011. Eksplorasi
geofisika - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar